Langsung ke konten utama

Perihal Menulis dan Niat

Kau itu gak perlu kalimat angin segar, kau tau kok apa yang perlu dilakukan
Jadi ini ceritaku tentang pentingnya mengetahui dan meluruskan niat untuk sebuah rencana dan tujuan.

Salah satunya menulis.

Menulis di blog itu udah jadi rencanaku yg gagal terealisasi di tahun lalu.

Bisa dibilang rencana serius yg dilakukan bercanda. Agak laen emang.

Daftar ide dan topik tulisan yang udah dikerjakan semingguan cuman jadi satu tulisan. 

IYA! CUMAN SATU. Isi tulisannya pun ga sesuai harapan. Helehhh!!!


Kala itu tujuanku menulis di blog sederhana; melatih kemampuan menulis dengan menceritakan pengalaman random yang pernah aku alami, atau cerita apapun yg ada di kepala. 

Singkatnya: blog sebagai medium curhat untuk ngelatih kemampuan menulisku.

Dan di awal tahun ini, di bulan Januari lalu aku kembali menetapkan bahwa menulis di blog itu merupakan proyek personal yang harus aku laksanakan. 
Tapi apa jaminannya bahwa itu akan berhasil? Apa yang membedakan rencana tahun lalu dengan saat ini?

Butuh waktu hampir sebulan untuk aku bisa menjawab pertanyaan yang terdengar sederhana itu.

Di tahun sebelumnya aku udah menuliskan 'komitmen proyek' di buku catatanku, janji yang aku ikat antara aku dan rencanaku, yang katanya bisa mendorong motivasi untuk konsisten menulis.
Tapi nyatanya.....ah sudahlah.....



Kata orang bijak, niat baik akan dipertemukan dengan hal-hal baik lainnya

Malam itu, aku dapat pesan dari Bang Yoga Blogger Medan - Blog M, sebuah tawaran untuk rutin menulis di blog, begitu inti pesan yang aku pahami dari pesan  singkat yang dikirimkannya.

Ketika menerima pesan itu, aku senang namun gak lama aku merenung kemudian. Merenungkan kembali pertanyaan yang belum bisa aku jawab, apa yang bakal buat aku berhasil menulis dengan rutin di tahun 2024 ini.


Bermodalkan pena dan buku aku mulai menuliskan apa yang buat aku gagal di tahun lalu.
Dari banyak list yang aku tuliskan, akhirnya aku menemukan akar permasalahan proyek menulis ini mangkrak; perfeksionis.

Aku gagal fokus, gagal memahami apa yang sebenarnya aku butuhkan kemarin. 

Rutin menulis di blog bukanlah untuk melatih kemampuan copywritingku, namun menulis itu adalah proses untuk mengenali diriku lebih baik lagi. 

Aku sadar bahwa saat ini aku menikmati ragam ide dan fantasi yang aku ciptakan di kepalaku.

Dan gak cuman itu, banyak lalu lintas kehidupan yang selalu bermunculan di kepalaku, menciptakan dunianya sendiri.

Semua itu kadang tampak jelas, namun juga kadang samar.

Dan salah satu cara yang bisa aku lakukan untuk mengawetkan ingatanku saat itu adalah dengan menulis. Menulis mungkin akan membantu untuk memahami diriku dari apa yang aku pikirkan saat itu.

Namun yang harus aku terus ingatkan pada diri ini adalah; abaikan formula, rumus ataupun hal-hal lainnya yang aku pelajari berkaitan dengan kepenulisan. Saat ini bukan itu yang aku butuhkan. 

Bukan tulisan yang isinya mempraktekkan formula David Ogilvy ataupun teknik persuasif Eugene Schwartz. Yang aku butuhkan adalah menulis apapun yang ada di kepala. Menulis mentah, apa yang saat itu terlintas, apa yang aku rasakan tanpa melakukan sortasi di dalam kepala.

Pun tulisan di blog ini demikian, aku menuliskan apa yang muncul dikepala. Karena goalsnya adalah menulis, that's it and that's all.

Dan dengan biaya 175ribu untuk domain blog ini, semoga jadi 'penyemangat' untuk lebih serius lagi.

Nilai yang di highlight bertujuan sebagai pengingat bahwa aku emang serius nulis tahun ini.
Sudah ada 'pengorban' di awal, meskipun aku sadar dan paham bakal ada pengorbanan di sepanjang jalan proyek personal ini.

Intinya, udah nulis aja, tanpa naa....niii....nuu.... dan ani....anuuu.....

Karena pada akhirnya menulis itu sangat penting untuk mengenali diri sendiri.

Self awareness adalah previlese di jaman sekarang ini. Banyak hal yang buat aku tenggelam dan melihat ke dalam. 
Mungkin kalo bagian dari diriku bisa bicara, dia bakal teriak, 'heh, sombong! kemana aja sih! nyari apa sih diluar sana?'

Saking udah lamanya gak aku sapa dan ajak main bareng lagi.

Semoga melalui tulisan ini, menjadi pengingat untuk diriku agar lebih fokus dengan hal-hal yang memang layak untuk aku kerjakan. Semoga ya, semoga- kata band Nostress.


Dan terimakasih untuk Blogger Medan - Blog M yang udah menginisiasi gerakan baik ini. Semoga kita selalu dipertemukan dengan hal-hal baik di masa mendatang.



Alamak....udah kek pidato yak.....helehhhh

Komentar

  1. Sesungguhnya isi tulisan ini mewakili isi kepalaku, dan mungkin juga kepala-kepala lainnya.
    Ciayo, Bang Edi.

    Jadi teringat, apakah domain ini yang waktu itu dimaksud dengan sengaja dibela-belain dijadikan TLD demi ikut BlogM VIP?

    BalasHapus
  2. Semangat nulis itu naik turun kayak iman. Hampir semua orang merasakan. Awak jg ikut BLOG M VIP utk menantang diri sendiri supaya bisa lebih aktif dan teratur ngeblog dan berIG. Semangat buat kita. ✊

    BalasHapus
  3. Sebenarnya enaknya nulis di blog itu ya bisa bebas. Artinya: bebas mau nulis apa, konsepnya gimana, modelnya gimana, udah gitu ga dibatasin karakter lagi. Tapi ya kembali ke diri kita masing-masing, kita nulis blog itu buat apa dan gimana. Kaya orang Medan kebanyakan: suka-sukakulah~ 😅

    BalasHapus
  4. I feel you, Bang.
    Di aku yang jadi kendala menulis seringnya memang rasa kurang percaya diri.
    Sering bandingin tulisan orang dengan punya sendiri. Pdahal setiap orang punya ciri khas sendiri kan, ya.
    Semangat untuk kita para blogger, hehe
    Konsisten adalah kunci (yang sangat sulit dilakukan) hahaa

    BalasHapus
  5. Semangat menulis bang. Menulis itu salah satu healing loh. Bahkan kami mau bikin mini riset "Menulis sebagai terapi mental"

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pikirkan; Apa Hal Yang Benar-Benar Berharga Jika Semua Diambil Darimu?

Hula.... kita sudah di pertengahan tahun 2024. Bagaimana dengan Goalsmu? Apakah kamu masih ingat resolusi tahun 2024-mu? Sudah berapa banyak tujuan yang tercapai hingga hari ini? 1? 2? 4? atau malah NOL BESAR?  Dan hayoo jujur, kapan nih terakhir kali kamu membuka rencana dan resolusi 2024 yang udah kamu susun di awal tahun kemarin?  Menurut survei dari University of Scranton, hanya 8% orang yang berhasil mencapai resolusi yang mereka tetapkan. Artinya, ada 92% orang yang gagal. Jadi, ketika kamu gagal mencapai tujuanmu, kamu tidak sendirian, ada 92% lainnya bersamamu. Jangan sedih. LOL. JADI INI CERITA TENTANG... Pengalamanku yang gagal menentukan apa yang benar-benar penting untuk hidup. Sebelum menuliskan reolusi tahun ini, aku udah baca buku dan nonton puluhan video di Youtube tentang bagaimana membuat Goals yang 'benar'. Aku catat poin pentingnya. Aku sesuaikan dengan kebiasaan dan kebutuhanku. Dan mulai aku rumuskan satu per satu. Ada 8 areal hidup di tahun ini yang jadi...

Saingan Baru Midjourney! Tools AI Ini Viral di Kalangan Pegiat Seni Digital

Jika kamu menyukai seni gambar digital, kemungkinan kamu pernah mendengar nama Midjourney, Tools AI penghasil gambar berbasis kecerdasan buatan. Terlepas pro kontra yang ada terkait originalitas dan hak cipta, tools AI ini terus berkembang untuk hasilkan gambar yang hyper realistic, yang semakin mirip dengan aslinya. Tapi sejak awal Agustus kemarin, ada satu tools yang ramai banget dibicarakan di pegiat seni digital berbasis AI. Namanya Flux. JADI INI CERITA TENTANG... Tools AI yang bisa ngebantu kamu untuk hasilkan gambar yang memiliki akurasi tinggi, hampir mirip kayak gambar aslinya. Jadi banyak banget profesional kreatif dan penggemar seni yang mulai pindah ke alat baru ini, dan setelah aku amati postingan mereka, aku jadi enggak heran sih sama si Flux ini. Dengan kemampuan fotorealistik dan fitur-fiturnya yang keren, Flux cepet banget dapet reputasi sebagai game-changer di dunia seni digital. Sampai-sampai, Midjourney yang udah lama jadi raja mulai kebanting. RAJA PEMBUAT GAMBAR,...

Teknologi Yang Membuatmu Abadi

"You're not just taking a picture; you're capturing their souls, preserving it in a box, freezing it for eternity."  Sebagai salah satu penghuni semu planet bumi, aku sangat takjub dengan banyaknya kemudahan yang didapatkan selama hidup hingga kini. Dan pesan singkat yang kemarin aku terima dari seorang keluarga di Kampung Adat Tololela, Bajawa buat aku semakin bersyukur bisa hidup di era informasi saat ini. Matilda atau mama Ide, begitu aku biasa memanggilnya, mengirimkan sebuah pesan video melalui WhatsApp. Isinya adalah video seorang wanita yang sedang memasak di tempat perapian favoritku dulu. Tempat sakral dimana aku menghabiskan banyak waktu untuk belajar bersama mama Ide dan alm oma Vero, keluarga baru yang selalu menyambutku dengan hangatnya moke dan nikmatnya Ra'a rete. Aku gak begitu memperhatikan isi percakapan mereka dalam video itu. Melihat video singkat itu, segera pikiranku terbang 4 ribu-an km jauhnya. Ke perkampungan di atas bukit yg dikelilingi ...