Langsung ke konten utama

Aku Enggak Punya Temen Ngobrol. Bisa Gak Ya Ngobrol Sama Diri Sendiri?

Once you make yourself your best friend, you'll never feel alone because you'll always have YOU - Nidhi Kush Shah

Memastikan diri sendiri menjadi teman terbaikmu mungkin terdengar aneh.
Wajar sih soalnya kita cenderung membayangkan teman sebagai seseorang dari luar, bukan bagian dari dalam jiwa dan pikiran kita sendiri. 

Tetapi kamu tahu enggak bahwa ada nilai dan pesan yang kuat dari konsep tersebut, tentang bagaimana kita menjadi suporter pertama untuk diri sendiri, tanpa harus menunggu dukungan dari orang sekitar kita.
Namun sayangnya kita sering kali tidak menggunakan simpati dan imajinasi pada diri kita sendiri seperti yang kita lakukan pada teman kita.

Coba deh kamu ingat lagi, jika salah satu dari temanmu menghadapi masalah, jarang sekali kamu mengatakan kepada mereka bahwa mereka sebenarnya adalah orang yang brengsek dan gagal. 

Begitu juga ketika mereka mengeluh tentang pasangan mereka, kamu tidak akan mengatakan kepada mereka bahwa mereka mendapatkan apa yang sebenarnya mereka pantas dapatkan. Sebaliknya, kamu akan berusaha meyakinkan mereka bahwa mereka memiliki nilai dan keberadaan mereka itu penting.
Kita selalu berusaha mencari solusi yang membangun, yang menguatkan mereka.

Dalam sebuah persahabatan, kita secara naluriah tahu cara memberikan saran yang bijaksana dan dukungan yang benar.
Namun sayangnya kita enggak melakukannya untuk diri kita sendiri. Seringnya cara itu kita tolak untuk diberikan pada diri sendiri. Iya atau iya nih? Sampai disini, coba berhenti untuk membaca dan mulai renungkan apakah memang kamu sering melakukan hal itu. Menjadi supporter yang baik bagi orang lain, namun tidak akrab dengan diri sendiri.

Jadi ini cerita tentang...

Jika kamu memiliki kesamaan denganku, seorang yang masih belum akrab dan sering melupakan diri sendiri sebagai bagian yang terpenting dalam hidup.

Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mulai belajar menjadi fans nomer #1 untuk diri sendiri. Tulisan dibawah ini aku rangkum dari beberapa video yang bisa kita pelajari untuk belajar bagaimana menjadi teman terbaik untuk diri sendiri.

Pertama-tama, seorang teman yang baik menerima kita apa adanya. Saran yang mereka berikan atau ambisi untuk perubahan biasanya datang dari tempat penerimaan. Mereka ingin membantu kita tumbuh, bukan mengancam kita. Mereka menegaskan bahwa kita sudah cukup baik.

Penerapannya: Tulis daftar mengenai hal yang tidak kamu suka dari dirimu sendiri, sesuatu yang kamu benci dan malu untuk diakui. Lalu berdamai dengan itu. Hindari untuk memberi label atau menghakimi dirimu atas hal yang kamu tidak suka.
Misalnya kamu menuliskan 'aku tidak suka dengan tubuh gemuk ini'.
Daripada menghakimi kenapa kamu bisa gemuk dan alasan lainnya, kamu bisa fokus untuk menerima kondisi tubuh kamu saat ini apapun bentuknya. Jangan berikan label baik atau buruk. Tapi sebaiknya kamu menerima apa adanya dirimu saat ini. Berdamai dengan kondisi itu. Dan setelah itu kamu baru bisa mengambil langkah berikutnya. Ingat untuk selalu fokus pada hal-hal internal atau sesuatu yang bisa kamu kendalikan, bukan apa yang dikatakan orang lain.

Kedua, seorang teman yang baik secara terus-menerus mengingatkan kita akan hal-hal positif yang kita lakukan. Mereka tidak ragu untuk memberikan pujian dan mengakui kelebihan kita. Ini mengingatkan kita akan nilai-nilai kita ketika kita sedang menghadapi masalah.

Penerapannya: Setiap kali kamu mendapatkan pencapaian, belajar untuk memberikan apreasiasi kepada dirimu sendiri. Tidak ada pencapaian yang terlalu besar atau kecil. 
Jangan berpikir bahwa apreasiasi itu harus besar dan mewah.
Kamu bisa beli bakso langgananmu ketika kamu menyelsaikan tugas yang sudah kamu tetapkan hari ini. 

Ketiga, seorang teman yang baik merasakan empati ketika kita gagal. Mereka memahami kesalahan kita dan tetap mendukung kita. Mereka tidak menyalahkan atau mengecilkan diri kita karena kegagalan. Mereka menyadari bahwa kegagalan adalah bagian dari kehidupan.

Penerapannya: Ketika kamu melakukan kesalahan, jangan keras pada dirimu sendiri. Kamu harus sadar bahwa kita manusia akan selalu melakukan kesalahan. Kesalahan adalah keniscayaan. Daripada menghakimi, kamu bisa belajar untuk menerima bahwa kesalahan adalah cara agar kamu semakin mengenali diri sendiri. Caranya kamu bisa menuliskan apa kesalahan yang kamu lakukan, apa pembelajaran yang bisa diambil dan bagaimana solusi yang bisa kamu lakukan. Jangan terlalu keras pada diri sendiri namun kamu harus selalu belajar untuk semakin baik kedepannya. 

At the end of the day, you only have yourself. Learn to be your own best friend

Pada akhirnya, teman yang baik menunjukkan bahwa kita memiliki kemampuan untuk menjadi teman yang baik, bahkan kepada diri kita sendiri. Meskipun kita mungkin tidak menyadari potensi tersebut, tapi kita sebenarnya memiliki kemampuan untuk menjadi suporter dan fans pertama untuk diri kita sendiri sebagaimana kita menjadi pendukung positif bagi orang lain di sekitar kita.

Jadi,sudahkan kamu berbicara dengan dirimu sendiri? Berusaha mengenal dan menjadikan dirimu teman terbaikmu?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pikirkan; Apa Hal Yang Benar-Benar Berharga Jika Semua Diambil Darimu?

Hula.... kita sudah di pertengahan tahun 2024. Bagaimana dengan Goalsmu? Apakah kamu masih ingat resolusi tahun 2024-mu? Sudah berapa banyak tujuan yang tercapai hingga hari ini? 1? 2? 4? atau malah NOL BESAR?  Dan hayoo jujur, kapan nih terakhir kali kamu membuka rencana dan resolusi 2024 yang udah kamu susun di awal tahun kemarin?  Menurut survei dari University of Scranton, hanya 8% orang yang berhasil mencapai resolusi yang mereka tetapkan. Artinya, ada 92% orang yang gagal. Jadi, ketika kamu gagal mencapai tujuanmu, kamu tidak sendirian, ada 92% lainnya bersamamu. Jangan sedih. LOL. JADI INI CERITA TENTANG... Pengalamanku yang gagal menentukan apa yang benar-benar penting untuk hidup. Sebelum menuliskan reolusi tahun ini, aku udah baca buku dan nonton puluhan video di Youtube tentang bagaimana membuat Goals yang 'benar'. Aku catat poin pentingnya. Aku sesuaikan dengan kebiasaan dan kebutuhanku. Dan mulai aku rumuskan satu per satu. Ada 8 areal hidup di tahun ini yang jadi...

Saingan Baru Midjourney! Tools AI Ini Viral di Kalangan Pegiat Seni Digital

Jika kamu menyukai seni gambar digital, kemungkinan kamu pernah mendengar nama Midjourney, Tools AI penghasil gambar berbasis kecerdasan buatan. Terlepas pro kontra yang ada terkait originalitas dan hak cipta, tools AI ini terus berkembang untuk hasilkan gambar yang hyper realistic, yang semakin mirip dengan aslinya. Tapi sejak awal Agustus kemarin, ada satu tools yang ramai banget dibicarakan di pegiat seni digital berbasis AI. Namanya Flux. JADI INI CERITA TENTANG... Tools AI yang bisa ngebantu kamu untuk hasilkan gambar yang memiliki akurasi tinggi, hampir mirip kayak gambar aslinya. Jadi banyak banget profesional kreatif dan penggemar seni yang mulai pindah ke alat baru ini, dan setelah aku amati postingan mereka, aku jadi enggak heran sih sama si Flux ini. Dengan kemampuan fotorealistik dan fitur-fiturnya yang keren, Flux cepet banget dapet reputasi sebagai game-changer di dunia seni digital. Sampai-sampai, Midjourney yang udah lama jadi raja mulai kebanting. RAJA PEMBUAT GAMBAR,...

Teknologi Yang Membuatmu Abadi

"You're not just taking a picture; you're capturing their souls, preserving it in a box, freezing it for eternity."  Sebagai salah satu penghuni semu planet bumi, aku sangat takjub dengan banyaknya kemudahan yang didapatkan selama hidup hingga kini. Dan pesan singkat yang kemarin aku terima dari seorang keluarga di Kampung Adat Tololela, Bajawa buat aku semakin bersyukur bisa hidup di era informasi saat ini. Matilda atau mama Ide, begitu aku biasa memanggilnya, mengirimkan sebuah pesan video melalui WhatsApp. Isinya adalah video seorang wanita yang sedang memasak di tempat perapian favoritku dulu. Tempat sakral dimana aku menghabiskan banyak waktu untuk belajar bersama mama Ide dan alm oma Vero, keluarga baru yang selalu menyambutku dengan hangatnya moke dan nikmatnya Ra'a rete. Aku gak begitu memperhatikan isi percakapan mereka dalam video itu. Melihat video singkat itu, segera pikiranku terbang 4 ribu-an km jauhnya. Ke perkampungan di atas bukit yg dikelilingi ...