Hula.... kita sudah di pertengahan tahun 2024. Bagaimana dengan Goalsmu?
Apakah kamu masih ingat resolusi tahun 2024-mu? Sudah berapa banyak tujuan yang tercapai hingga hari ini? 1? 2? 4? atau malah NOL BESAR?
Dan hayoo jujur, kapan nih terakhir kali kamu membuka rencana dan resolusi 2024 yang udah kamu susun di awal tahun kemarin?
Menurut survei dari University of Scranton, hanya 8% orang yang berhasil mencapai resolusi yang mereka tetapkan. Artinya, ada 92% orang yang gagal.
Jadi, ketika kamu gagal mencapai tujuanmu, kamu tidak sendirian, ada 92% lainnya bersamamu. Jangan sedih. LOL.
JADI INI CERITA TENTANG...
Pengalamanku yang gagal menentukan apa yang benar-benar penting untuk hidup.
Sebelum menuliskan reolusi tahun ini, aku udah baca buku dan nonton puluhan video di Youtube tentang bagaimana membuat Goals yang 'benar'.
Aku catat poin pentingnya. Aku sesuaikan dengan kebiasaan dan kebutuhanku. Dan mulai aku rumuskan satu per satu. Ada 8 areal hidup di tahun ini yang jadi target pengembangan diriku.
Dan aku mengawali dengan target yang sedikit. Tujuannya biar habitnya kebangun dulu dan aku pengen menciptakan pengalaman yang menyenangkan ketika menjalani prosesnya sehingga otakku merasa ini hal yang menyenangkan untuk terus dilakukan.
Dan sebagai langkah awal aku tetapkan dalam 1 kuartal ada 2 goals. Lalu aku tingkatkan hingga maksimal 3 goals dalam 1 kuartal. Perencanaan setahun udah kelar. Action plan juga udah rampung untuk rencana jangka pendek. Tapi....aku salah.....aku salah sejak awal memikirkan dan merumuskan target di tahun 2024 ini.
Dan aku menyadari kesalahan ini dengan cara yang 'mahal'.
Saat itu aku dibutakan oleh duit...duit...duit. Target utama jangka pendek adalah aspek finansial. Aku fokuskan waktuku untuk dapatkan beberapa projek kerjaan. Puji Tuhan target tercapai, tapi ternyata ada tamparan keras yang datang gak lama setelah aku mensyukuri kemenangan kecil di aspek finansial itu.
Diawali dengan kumatnya low back pain, masalah pencernaan yang buat aku bolak balik ke dokter, dan yang terakhir adalah peradangan pada mata kiriku.
Dan teguran yang terakhir buat aku harus menjauh dari gadget. Bener-bener tersiksa setiap kali buka mata dan lihat cahaya. Bahkan aku kesulitan melihat di dalam rumah.
Syukurnya sebagian besar kerjaan untuk beberapa waktu kedepan udah aku selesaikan. Yhaaa, gimana gak cepet selesai, di kepalaku itu selalu berusaha untuk mikirin agar aku dapatin projek baru.
Untuk bisa ngelakuin itu, aku harus selesaikan pekerjaan lebih cepat. Atau lebih tepatnya kerja bagai quda setiap hari.
Aku bisa duduk dan bekerja di depan layar 12 hingga 14 jam sehari. Badan ini lepas dari layar hanya untuk makan, beresin rumah, mandi dan tidur. Dan aku lakukan itu hampir setiap hari.
Dan sialnya aku bahkan gak menyadari bahayanya duduk di depan layar terlalu lama. Apalagi tanpa pelindung mata.
Aku salah dalam menetapkan prioritas. Aku gak benar-benar memikirkan hidupku untuk jangka panjang. Aku hanya terobsesi dengan hype yang aku ikuti. Aku enggak benar-benar merefleksikan apa yang penting untuk hidupku. Sehat itu enggak begitu penting. Itu adalah pandanganku sebelumnya.
Aku merasa kesehatanku enggak ada masalah. Aku berada di kondisi yang cukup baik. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah aku tidak benar-benar sadar bagaimana kondisi tubuhku. Aku cuma fokus untuk cari cuan.
Aku dikasih teguran lewat satu dan dua penyakit, tapi teteap ngeyel. Tetap abai. Gak peduli sama apa yang bener-bener penting. Dan akhirnya aku mengalami penyakit di salah satu bagian yang sangat vital, yaitu pada mata. Aku bener-bener berhenti kerja. No gadget. Screen time berkurang sangat drastis. Karena setiap kali ngeliat cahaya dari benda elektronik mataku langsung terasa sangat perih dan air ngucur keluar.
Dengan beberapa penyakit yang datang beruntun aku benar-benar sadar kalo tubuh dan jiwa ini adalah asset yang sangat amat penting. Titipan dari Tuhan yang harus diperhatikan. Harus disayangi. Harus dirawat setiap hari.
Dan aku bersyukur selama masa rehat ini akhirnya kegiatan journaling bisa terasa menyenangkan. Aku menulis banyak hal di buku catatanku. Yang sebelumnya nulis 1 atau 2 kalimat aja susah, namun sekarang aku bisa sangat menikmati proses menulis 3 sampai 4 halaman.
Dan berkat adanya teknologi yang bernama AI, aku juga bisa mendokumentasikan tulisanku secara digital di blog ini.
Aku enggak perlu nulis 2kali. Sekitar 85% isi tulisan ini berasal dari buku catatanku. Aku merubah poin pembahasan yang terlalu personal.
Aku pakai chrome extension Merlin AI untuk ekstrak tulisanku di buku catatanku.
Aku cukup foto tiap lembarnya, nyalain chrome extensionnya dan ekstrak tulisannya.
Aku cukup sering pakai Merlin sebagai personal assistant untuk kerja.
Kalo aku mengulas beberapa tools AI yang sering aku pakai untuk tingkatkan produktivitas, kamu tertarik baca gak nih?
Lha...kok malah bahas AI Tools yak? Wkwkk
Okedeh, segitu aja ceritnya kali ini. Dan tulisan ini aku dedikasikan untuk diriku. Aku jadikan ini sebagai pengingat agar aku senantiasa prioritaskan kesehatan. Fisik dan mental.
Tubuhku cuman satu, CUMAN INI. Kalo tubuh yang satu ini enggak aku jaga, emang siapa lagi yang mau rawat?
Dikasi teguran itu bagian dari rasa sayang Tuhan sama kita ya.
BalasHapusBada juga butuh jeda...
Btw kerja 12-14 sehari hikkksss
udah termasuk kuat kali itu badan.
Kalo aku bawannya mau merem aja terlalu lama fokus ke satu kerjaan hehe
Mana pas baca tulisan ini, mata lagi pedih juga kelamaan di depan layar.. Sehat-sehat terus kita ya bang supaya bisa terus berkarya.
BalasHapusMinggu lari di CFD yukk... hahaha
BalasHapusAset terbesar adalah badan sendiri dan pikiran, gitu ya kan bang. Yok sehat yok, wajib konsumsi air putih, dan vitamin bila perlu.
BalasHapusKalau aku di 2024 ini memang bisa dibilang gak ada buat resolusi sama sekali. Gak ada pasang target apa-apa. Hanya berusaha untuk sehat. Udah itu aja. 😁
BalasHapusTidak memiliki resolusi adalah jalan ninjaku. Huahahahhaa
BalasHapusBuru-buru buka buku resolusiku di awal tahun. Semangattttt kitaaaaa. 🩷🩷🩷🩷
BalasHapusDah males buat resolusi, tapi tetap punya target dan tujuan yg jelas dn gak muluk2.
BalasHapusSehat2 kita ya bang, karena mmg itu mahal. Byk cuan tp ending nya sakit, jg gk bisa menikmati. Harus balance mmg, karena tubuh juga punya hak.
Apa yang paling berharga? Sehat, dong, Bang. Dengan sehat, semua bisa dilakukan. Namun, kalau sudah tidak sehat, mungkin hanya beberapa hal saja yang bisa dilakukan.
BalasHapusPernah mengalami hal serupa juga. Mata jadi sakit karena memaksakan diri liat layar hampir 24 jam sehari demi mencapai goals. Sampai akhirnya sadar duit yang di dapat malah jadi kepake buat berobat. Semoga lekas sembuh ya bg.
BalasHapusSoalnya percuma juga yakan kalo udah tubuh diri ini yg kena, mau ngapa ngapain juga gk bisa. Nice reminder
BalasHapusPernah gak sih udah nulis rencana tapi pas menjalankan hari-hari sama sekali gak ngelirik planning yg udh ditulis?
BalasHapusAku sudah lama gak nulis rencana. Tapi hal terpenting bagiku yaitu aku sehat, anak sehat, suami sehat, mamakku sehat. Setelah itu investasi emas, sama paling rencanakan liburan kemana tapi gak jadi-jadi hehehe
BalasHapusInformasi tools AI nya bole juga nih, ntar ku coba deh, stay healthy yaaa
BalasHapusDuh jadi tertampar baca tulisan ini
BalasHapusTim gapunya resolusi angkat tangannya! Saya saya saya. 😭
BalasHapusAku terhenyak bahkan saat baru membaca judul. Aku suka jurnaling untuk target jangka panjang tapi kenapa sering kehilangan fokus.. Ternyata aku lupa membuat rencana harian ya g ternyata untuk orang seperti ku itu penting. Setuju memang harus dibangun habbit nya dulu ya
BalasHapusPernah coba membuat jadwal harian untuk diri sendiri maksdnya biar lebih produktif. Tapi setelah jadi ibu, ternyata fokusnya gak bisa ke diri sendiri anak yang juga butuh perhatian dan akhirnya jadwal harian lewat gitu aja.
BalasHapusJadi pengen tau nih tools AI yang bisa dipakai untuk tingkatkan produktivitas.
Aku setuju banget sama poin tentang pentingnya journaling. Menulis itu memang terapi yang bagus untuk mengolah pikiran dan perasaan. Aku juga lagi coba journaling secara rutin.
BalasHapusHuwaa, mau nangis baca tulisan ini karena sangat amat sangat relate dengan apa yang aku rasakan. FYI mataku itu minus parah bahkan udah minus 8, aku paling ga bisa ngadepin laptop dan hape dalam waktu lama, tapi gimna kadang kerjaan bikin kita wajib buka laptop dan itu pastinya gak bisa sbentar.
BalasHapusSama kayak yang kaka lakukan, kadang biar gak sibuk buka laptop aku juga nulis di buku, tapi ga sampe pake Merlin (wah aku baru tau)
Thanks udah berbagi infonya ya kak, semoga kita bisa sehat2 dan jaga kesehatan sebelum sakit. Itu penting sekali
Iyah sering nulis catatan di sembarnag kertas saat ngerasa gelisah. Nanti iyah coba juga deh merlin ai nya kak.
BalasHapusTertampar sama tulisan ini. Banyak cita-cita tak ada gunanya kalau tubuh ringsek. Dan itu aku alami beberapa kali bahkan saat ini. Banyak rencana dan pekerjaan yang terbang seperti angin hanya karena badan ringsek. Yuk sehat yuk...
BalasHapus