A child can teach an adult three things: to be happy for no reason, to always be busy with something, and to know how to demand with all his might that which he desires. - Paulo Coelho
Apa yang kamu rasakan ketika bermain dengan anak kecil? Bahagia? Kesal? Terharu? Bersemangat? Atau malah sedih?
Setiap orang tentu punya pengalaman yang berbeda ketika bermain atau sekedar menghabiskan waktu bersama anak kecil. Bagiku... menghabiskan waktu bersama anak kecil atau sekedar mengamati mereka bermain dengan dunianya bisa berarti dua hal. Pertama sebagai mesin waktu. Dan kedua sebagai layar sinema besar yang mempertontonkan diriku saat ini.
Aku enggak begitu ingat kapan pertama kali aku senang memperhatikan ataupun menghabiskan waktu bersama anak kecil. Sependek yang aku ingat, pengalaman solo traveling 2014 lalu dari Bali hingga Jakarta membukakan mataku mengenai anak kecil.
Mereka bisa tertawa lepas hanya karena aku melambaikan tangan, atau mereka bisa mendadak berubah menjadi sosok penembak jitu ketika aku 'mengubah jari tanganku' menjadi bentuk "senapan pistol". Dan akhirnya kami pun tertawa bersama.
Proses dan imajinasi itu terjadi begitu saja secara natural. Seolah aku membangkitkan kembali sosok Edi dimasa kecil dulu. Terasa akrab dan hangat.
Dan semenjak saat itu, kemana pun aku pergi, sosok anak kecil selalu menarik perhatianku. Sebisa mungkin aku selalu menyapa atau sekedar bercanda dengan mereka.
Children see magic because they look for it. – Christopher Moore
Dari satu anak kecil di B29 Lumajang ke anak kecil lainnya di Moni, Ende aku selalu merasakan rasa syukur dan kebahagiaan yang sama, yang juga mampu menghadirkan beragam emosional seperti haru, kesal bahkan takjub dengan hal-hal sederhana yang mereka lakukan.
Kamu sadar gak, semakin dewasa kita semakin melupakan kado terindah yang dikasih Tuhan ketika kita kecil dulu?
Kamu ingat enggak waktu kecil dulu, kamu bisa menciptakan banyak imajinasi ketika melihat awan, tapi sekarang kok saat ini agak sulit ya membayangkan awan menyerupai sosok gajah, naga, kucing atau bahkan pohon toge?
Saat ini seringnya kita melihat awan sebagai kumpulan benda putih dengan background biru. Bukan sesuatu yang menyenangkan lagi.
Dan bagiku, rasa asyik berimajinasi itulah yang selalu diingatkan anak-anak kecil itu ketika aku mengamati mereka atau menghabiskan waktu bersama. Aku percaya bahwa kemampuan untuk mengubah realitas dimulai dari kemampuan untuk membayangkannya.
Jika membayangkan dirimu menjadi sosok yang ramah dan suka senyum aja kamu enggak bisa, bagaimana mungkin kamu mewujudkannya?
Dan lewat tulisan ini aku ingin bernostalgia sembari berterimakasih untuk para anak kecil yang pernah aku jumpai, baik yang cuman sekali bertemu ataupun yang hampir tiap hari main bareng.
Enan dan para kakaknya. Ruteng - 2018 |
Tado - 2017 |
Ruteng Pu'u - 2018 |
Marsha, Kampung Adat Tololela - 2018 |
Waeliang, Manggarai Barat - 2019 |
Matilda, Kampung Adat Waerebo - 2018 |
Beni and the gankz, Kampung Adat Waerebo - 2018 |
Kampung komodo, 2015 |
Malang - 2019 |
Bajawa - 2019 |
Desa Ranupani - 2020 |
There are no seven wonders of the world in the eyes of a child. There are seven million. –Walt Steightiff
Komentar
Posting Komentar